BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)nyang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri).Proses ini di mulai
dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang di tandai dengan perubahan
serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Kelahiran bayi
merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya
,sangat penting untuk di ingat bahwa persalian adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi
yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat
pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan .dukungan terus menerus dan
penatalaksanaan yang terampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman
melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Persalinan II?
2.
Asuhan apa saja yang di berikan pada Ibu di persalian kala II?
3.
Apa kebutuhan ibu pada saat persalinan kala II?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui defenisi persalinan kala II.
2.
Untuk mengetahui Asuhan yang diberikan pada ibu di kala II.
3.
Untuk mengetahui kebutuhan ibu pada persalinan kala II.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PERSALINAN KALA II (PENGELUARAN BAYI )
Kala II adalah kala pengeluaran bayi
,di mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir Uterus dengan kekuatan
hisnya di tambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir .Proses ini
biasanya berlangsung 2 Jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosi
prsalina kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap dan kepala janinsudah tampak pada vulva.
Gejala Utama
Kala II adalah sebagai berikut
1.
His semakin kuat dengan interval 2-3 menit ,dengan durasi
50- 100 detik
2.
Menjelang akhir kala I ,Ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
3.
Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keingina meneran karena tertekannya
fleksus frankenhouser
4.
Dua kekuatan ,yaitu his dan meneran akan mendorong
kepala bayi sehingga kepala membuka pintu; suboksiput bertindak sebagai
hipomochlion ,berturut-turut lahir ubun-ubun besar ,dahi,hidung dan muka serta
kepala seluruhnya.
5.
Kepala lahir seluruhnya dan di ikuti oleh putaran
paksi luara,yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
6.
Setelah putaran paksi luar berlangsung maka persalinan
bayi ditolong dengan jalan berikut :
a.
Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah
dagu, kemudian di tarik curam kebawah untuk melahirkan sisa badan bayi.
b.
Setelah kedua bahi bayi lahir ketiak dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi
c.
Bayi lahir diikuti oleh sisa sisa air ketuban
d.
Lamanya kala II persalinan untuk primigarvida 50 menit
dan multigravida 30 menit.
B.
ASUHAN KALA II
Asuhan yang di
berikan oleh bidan ,Asuhan yang berikan terbagi atas 2 yaitu
1.
PEMANTAUAN IBU
a.
Kontraksi
His atau kontraksi harus selalu dipantau selama kala
II Persalinan karena selain dorongan meneran pasien,
Kontraksi uterus merupakan kunci dari proses
persalinan .beberapa kriteris dalam pemantau kontraksi uterus pada kala II :
1)
Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit
2)
Intensistas kontraksi kuat
3)
Durasi lebih dari 40 detik
b.
Tanda-tanda kala II
Bidan harus dapat mengidentifikasi keadaan pasien
mengenai tanda –tanda yang khas dari kala II sebagai patokan untuk melaksanakan
asuhan persalinan kala II yang tepat .
Beberapa criteria pasien sudah dalam persalinan kala
II :
1)
Merasa ingin meneran dan biasanya sudah tidak bias
menahannya
2)
Perenium menonjol
3)
Merasa seperti ingin buang air besar
4)
Lubang vagina
dan sfingter ani membuka
5)
Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat (jika ketuban
sudah pecah)
c.
Tanda vital
Pemriksaan tanda vital pada pasien sangat perlu
dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyulit
persalinan. Tekanan darah diperiksa setiap 15 menit dengan waktu pemeriksaan
diantara 2 kontraksi, tanda vital lain seperti suhu, nadi, pernapasan diperiksa
setiap jam.
d.
Kandung Kemih
Pemantauan kandung kemih selama kala II persalinan
merupakan lanjutan dari pemantauan pada kala I persalinan. Selama kala I bidan
harus berusaha sedapat mungkin agar pasien dapat berkemih secara alamiah. Namun
jika ditemukan adanya distensi pada kandung kemih, bidan perlu mempertimbangkan
pemasangan kateter. Beberapa pertimbangan bidan untuk melakukan pemasangan
kateter pada kala II :
1)
Ketidaknyamanan bagi pasien
2)
Apakah kandung kemih memang perlu untuk dipasangkan
3)
Peningkatan risiko infeksi kandung kemih akibat
tindakan pemasangan kateter
e.
Hidrasi
Pemberian hidrasi pada kala II didasarkan pada
perubahan fisiologis pada pasien kala II yang mengalami peningkatan suhu
sehingga akan mengeluarkan lebih banyak keringat, kondisi kekurangan cairan
akibat berkeringat semakin meningkat sehingga pasien perlu mendapatkan suplai
energy berupa minuman.
f.
Kemajuan Persalianan dan Upaya Meneran
Criteria kemajuan persalinan hasil dari upaya
mendorong pasien yang efektif adalah :
1)
Penonjolan perineum
2)
Pembukaan anus
3)
Mekanisme persalinan
4)
Pada tahap selanjutnya semakin terlihatnya bagian
terbawah janin dijalan lahir
g.
Integritas Perinuem
Dalam memantau perineum, bidan mengidentifikasi
elastisitas perineum beserta kondisi pasien serta TBJ (Taksiran Berat Janin)
untuk membuat keputusan dilakukannya episiotomy.
h.
Kebutuhan dan Jenis Episiotomi
Indikasi utama untuk melakukan episiotomy adalah gawat
janin, diharapkan dengan memperluas jalan lahir akan dapat mempercepat proses
kelahiran sehingga tindakan resusitasi pada bayi dapat segera dilakukan.
Beberapa pertimbangan mengenai keputusan untuk
melakukan episiotomy adalah sebagai berikut :
1)
Apakah lebih baik dilakukan episiotomy atau membiarkan
perineum robek jika kelahiran dengan perineum, perineum utuh tidak
memungkinkan.
2)
Kebutuhan tehadap ruang untuk melakukan intervensi dan
manipulasi yang diperlukan, pertimbangan ini terjadi pada kasus malpresentasi
dan malposisi janin.
3)
Ukuran bayi atau TBJ lebih dari 4000 gram.
i.
Melahirkan kepala
Bimbing ibu u/
meneran. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub
occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas
lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncat kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir, Mengusapkan
kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah.
j.
Memeriksa Tali Pusat
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti
meneran dan bernapas cepat. Raba leher bayi, apakah ada leletan tali pusat.
Jika ada lilitan longgar lepaskan melewati kepala bayi.
k.
Melahirkan Bahu
Setelah menyeka
mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga
terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.
Setelah rotasi
eksternal, letakan satu tangan pada setiap sisi kepala bayi dan beritahukan
pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya. Lakukan tarikan perlahan
kearah bawah dan luar secara lembut (Kearah tulang punggung ibu hingga bahu
bawah tampak dibawah arkus pubis. Angkat kepala bayi kearah atas dan luar
(mengarah ke langit-langit) untuk melahirkan bahu posterior bayi.
l.
Melahirkan Sisa
Tubuh Bayi
Setelah bahu
lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior
dengan ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan
dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin
bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
Setelah badan
dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri
diantara kedua lutut janin).Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu
pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah penolong. Nilai
bayi, kemudian letakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah
dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakan bayi di tempat yang
memungkinkan.
Gambar Melahirkan Tubuh Bayi
m.
Memotong tali
pusat
Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,
dengan perlindungan jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
Gambar Memotong Tali Pusat
2.
PEMANTAUAN JANIN
1.
Saat bayi belum lahir
a.
Frekuensi DJJ
Aspek
pemantauan frekuensi DJJ adalah satu-satunya indikator yang menunjukkan kesejahteraan
janin dalam uterus. DJJ diperiksa setiap30 menit dan hasilnya dituliskan dalam
partograf.
b.
Bagian terendah janin
Bidan sangat
perlu untuk melakukan pemantaun terhadap bagian terendah janin, hal ini berkaitan
dengan posisi ubun-ubun kecil dengan presentasi kepala, letak muka, atau
ubun-ubun besar yang mengindikasikan kemungkinan akan ada kesulitan dalam
proses kelahiran kepala.
c.
Penurunan bagian terendah janin
Pemantauan ini
berkaitan dengan proses kemajuan persalinan mulai dari penurunan sampai dengan
lahirnya kepala.
2.
Saat Bayi Sudah Lahir
Sesaat setelah
bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi
scara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi. Jika warna
kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup
untuk dijadikan data awal bahwa bayi dalam kondisi baik.
C.
KEBUTUHAN IBU
DALAM KALA II
1.
Pendampingan terus – menerus
2.
Bebas dari pajanan dan kemungkinan terkontaminasi
kuman penyebab infeksi
3.
Support dari keluarga
4.
Bimbingan cara
meneran , sebaiknya bukan instruksi
5.
Hidrasi
6.
Privasi
7.
Suhu ruangan yang tidak terlalu panas
8.
Informasi yang mendukung kepastian mengenai perjalanan
persalinannya.
9.
Dukungan dan penghargaan dari penolong persalinan
10. Penjelasan dan
permintaan persetujuan dari penolong persalinan terhadap tindakan apapun yang
dilakukan terhadap dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kala II adalah
kala pengeluaran bayi ,di mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir Uterus
dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga
lahir .Asuhan Kala II yaitu :
1.
Pemantauan Ibu
a.
Kontraksi
b.
Tanda-tanda kala II
c.
Tanda vital
d.
Kandung kemih
e.
Hidrasi
f.
Kemajuan persalinan dan upaya meneran
g.
Integritas perineum
h.
Kebutuhan dan jenis episiotomy
i.
Melahirkan
kepalaMemeriksa Tali Pusat
j.
Melahirkan Bahu
k.
Melahirkan Sisa
Tubuh Bayi
l.
Memotong tali
pusat
2.
Pemantauan Jani
a.
Frekuensi DJJ
b.
Bagian terendah janin
c.
Penurunan bagian terendah
3.
Saat bayi sudah lahir
B.
SARAN
Penulis menyarankan agar pembaca dapat memahami
tentang kala II persalinan serta asuhan
kala II yang di berikan pada ibu dan kebutuhan ibu pada kala II persalinan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar