Selasa, 25 September 2012

MAKALAH ASUHAN KALA II DAN KEBUTUHAN IBU DALAM KALA II


BAB I
PENDAHULUAN

       A.     Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)nyang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri).Proses ini di mulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang di tandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.

Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya ,sangat penting untuk di ingat bahwa persalian adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan .dukungan terus menerus dan penatalaksanaan yang terampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan.
     B.     Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan Persalinan II?
2.    Asuhan apa saja yang di berikan pada Ibu   di persalian kala II?
3.    Apa kebutuhan ibu pada saat persalinan kala II?

     C.      Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui defenisi persalinan kala II.
2.    Untuk mengetahui Asuhan yang diberikan pada ibu di kala II.
3.    Untuk mengetahui kebutuhan ibu pada persalinan kala II.


BAB II

                                                     PEMBAHASAN

      A.     PENGERTIAN PERSALINAN KALA II (PENGELUARAN BAYI )

            Kala II adalah kala pengeluaran bayi ,di mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir Uterus dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir .Proses ini biasanya berlangsung 2 Jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosi prsalina kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janinsudah tampak pada vulva.

Gejala Utama Kala II adalah sebagai berikut
1.      His semakin kuat dengan interval 2-3 menit ,dengan durasi 50- 100 detik
2.      Menjelang akhir kala I ,Ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
3.      Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap  diikuti keingina meneran karena tertekannya fleksus frankenhouser
4.      Dua kekuatan ,yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu; suboksiput bertindak sebagai hipomochlion ,berturut-turut lahir ubun-ubun besar ,dahi,hidung dan muka serta kepala seluruhnya.
5.      Kepala lahir seluruhnya dan di ikuti oleh putaran paksi luara,yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
6.      Setelah putaran paksi luar berlangsung maka persalinan bayi ditolong dengan jalan berikut :
a.       Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian di tarik curam kebawah untuk melahirkan sisa badan bayi.
b.      Setelah kedua bahi bayi lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
c.       Bayi lahir diikuti oleh sisa sisa air ketuban
d.      Lamanya kala II persalinan untuk primigarvida 50 menit dan multigravida 30 menit.

      B.     ASUHAN KALA II
Asuhan yang di berikan oleh bidan ,Asuhan yang berikan terbagi atas 2 yaitu
1.      PEMANTAUAN IBU
a.       Kontraksi
His atau kontraksi harus selalu dipantau selama kala II Persalinan karena selain dorongan meneran pasien,
Kontraksi uterus merupakan kunci dari proses persalinan .beberapa kriteris dalam pemantau kontraksi uterus pada kala II :
1)     Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit
2)     Intensistas kontraksi kuat
3)     Durasi lebih dari 40 detik
b.      Tanda-tanda kala II
Bidan harus dapat mengidentifikasi keadaan pasien mengenai tanda –tanda yang khas dari kala II sebagai patokan untuk melaksanakan asuhan persalinan kala II yang tepat .
Beberapa criteria pasien sudah dalam persalinan kala II :
1)     Merasa ingin meneran dan biasanya sudah tidak bias menahannya
2)     Perenium menonjol
3)     Merasa seperti ingin buang air besar
4)      Lubang vagina dan sfingter ani membuka
5)     Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat (jika ketuban sudah pecah)
c.       Tanda vital
Pemriksaan tanda vital pada pasien sangat perlu dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyulit persalinan. Tekanan darah diperiksa setiap 15 menit dengan waktu pemeriksaan diantara 2 kontraksi, tanda vital lain seperti suhu, nadi, pernapasan diperiksa setiap jam.
d.      Kandung Kemih
Pemantauan kandung kemih selama kala II persalinan merupakan lanjutan dari pemantauan pada kala I persalinan. Selama kala I bidan harus berusaha sedapat mungkin agar pasien dapat berkemih secara alamiah. Namun jika ditemukan adanya distensi pada kandung kemih, bidan perlu mempertimbangkan pemasangan kateter. Beberapa pertimbangan bidan untuk melakukan pemasangan kateter pada kala II :
1)     Ketidaknyamanan bagi pasien
2)     Apakah kandung kemih memang perlu untuk dipasangkan
3)     Peningkatan risiko infeksi kandung kemih akibat tindakan pemasangan kateter
e.       Hidrasi
Pemberian hidrasi pada kala II didasarkan pada perubahan fisiologis pada pasien kala II yang mengalami peningkatan suhu sehingga akan mengeluarkan lebih banyak keringat, kondisi kekurangan cairan akibat berkeringat semakin meningkat sehingga pasien perlu mendapatkan suplai energy berupa minuman.


f.        Kemajuan Persalianan dan Upaya Meneran
Criteria kemajuan persalinan hasil dari upaya mendorong pasien yang efektif adalah :
1)     Penonjolan perineum
2)     Pembukaan anus
3)     Mekanisme persalinan
4)     Pada tahap selanjutnya semakin terlihatnya bagian terbawah janin dijalan lahir

g.       Integritas Perinuem
Dalam memantau perineum, bidan mengidentifikasi elastisitas perineum beserta kondisi pasien serta TBJ (Taksiran Berat Janin) untuk membuat keputusan dilakukannya episiotomy.

h.      Kebutuhan dan Jenis Episiotomi
Indikasi utama untuk melakukan episiotomy adalah gawat janin, diharapkan dengan memperluas jalan lahir akan dapat mempercepat proses kelahiran sehingga tindakan resusitasi pada bayi dapat segera dilakukan.
Beberapa pertimbangan mengenai keputusan untuk melakukan episiotomy adalah sebagai berikut :
1)     Apakah lebih baik dilakukan episiotomy atau membiarkan perineum robek jika kelahiran dengan perineum, perineum utuh tidak memungkinkan.
2)     Kebutuhan tehadap ruang untuk melakukan intervensi dan manipulasi yang diperlukan, pertimbangan ini terjadi pada kasus malpresentasi dan malposisi janin.
3)     Ukuran bayi atau TBJ lebih dari 4000 gram.

i.          Melahirkan kepala
Bimbing ibu u/ meneran. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncat kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir, Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah.

j.          Memeriksa Tali Pusat
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernapas cepat. Raba leher bayi, apakah ada leletan tali pusat. Jika ada lilitan longgar lepaskan melewati kepala bayi.
                           
k.       Melahirkan Bahu
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.

Setelah rotasi eksternal, letakan satu tangan pada setiap sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya. Lakukan tarikan perlahan kearah bawah dan luar secara lembut (Kearah tulang punggung ibu hingga bahu bawah tampak dibawah arkus pubis. Angkat kepala bayi kearah atas dan luar (mengarah ke langit-langit) untuk melahirkan bahu posterior bayi.

l.         Melahirkan Sisa Tubuh Bayi
Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior dengan ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin).Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah penolong. Nilai bayi, kemudian letakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakan bayi di tempat yang memungkinkan.
Gambar  Melahirkan Tubuh Bayi
m.    Memotong tali pusat
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
    Gambar   Memotong Tali Pusat

2.      PEMANTAUAN JANIN
1.      Saat bayi belum lahir
a.       Frekuensi DJJ
Aspek pemantauan frekuensi DJJ adalah satu-satunya indikator yang menunjukkan kesejahteraan janin dalam uterus. DJJ diperiksa setiap30 menit dan hasilnya dituliskan dalam partograf.
b.      Bagian terendah janin
Bidan sangat perlu untuk melakukan pemantaun terhadap bagian terendah janin, hal ini berkaitan dengan posisi ubun-ubun kecil dengan presentasi kepala, letak muka, atau ubun-ubun besar yang mengindikasikan kemungkinan akan ada kesulitan dalam proses kelahiran kepala.
c.       Penurunan bagian terendah janin
Pemantauan ini berkaitan dengan proses kemajuan persalinan mulai dari penurunan sampai dengan lahirnya kepala.
2.      Saat Bayi Sudah Lahir
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi scara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi. Jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa bayi dalam kondisi baik.

            C.      KEBUTUHAN IBU DALAM KALA II
1.      Pendampingan terus – menerus
2.      Bebas dari pajanan dan kemungkinan terkontaminasi kuman penyebab infeksi
3.      Support dari keluarga
4.      Bimbingan cara  meneran , sebaiknya bukan instruksi
5.      Hidrasi
6.      Privasi
7.      Suhu ruangan yang tidak terlalu panas
8.      Informasi yang mendukung kepastian mengenai perjalanan persalinannya.
9.      Dukungan dan penghargaan dari penolong persalinan
10.  Penjelasan dan permintaan persetujuan dari penolong persalinan terhadap tindakan apapun yang dilakukan terhadap dirinya.


BAB III
PENUTUP
     
       A.     KESIMPULAN
Kala II adalah kala pengeluaran bayi ,di mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir Uterus dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir .Asuhan Kala II yaitu :
1.      Pemantauan Ibu
a.       Kontraksi
b.      Tanda-tanda kala II
c.       Tanda vital
d.      Kandung kemih
e.       Hidrasi
f.        Kemajuan persalinan dan upaya meneran
g.       Integritas perineum
h.      Kebutuhan dan jenis episiotomy
i.         Melahirkan kepalaMemeriksa Tali Pusat
j.         Melahirkan Bahu
k.       Melahirkan Sisa Tubuh Bayi
l.         Memotong tali pusat

2.      Pemantauan Jani
a.       Frekuensi DJJ
b.      Bagian terendah janin
c.       Penurunan bagian terendah
3.      Saat bayi sudah lahir
       
         B.     SARAN
Penulis menyarankan agar pembaca dapat memahami tentang  kala II persalinan serta asuhan kala II yang di berikan pada ibu dan kebutuhan ibu pada kala II persalinan .

Tidak ada komentar: