Minggu, 24 Agustus 2014

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “V” Dengan Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Bara-Baraya Makassar (A-002)


 
1
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor utama terhadap perinatal dan neonatal. Karena bayi tersebut mudah mengalami gangguan pernapasan, suhu badan rendah sering sesak napas, kejang dan infeksi, sehingga kalau tidak segera ditolong menyebabkan kematian. Banyak BBLR di negara berkembang dengan Intra Uterine Growth Retardation sebagai akibat ibu dengan status gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakti menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau ketika hamil (http://www.depkes.go.id/indeks.php.option, diakses 1 April 2006).
Kejadian berat badan lahir rendah di negara maju berkisar antara 3,6-10,8%, dinegara berkembang antara 10-43% dengan rasio antara negara maju dengan negara berkembang antara 1:4 (Mochtar R, 1998, hal.449).
Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di Indonesia tahun 2004 adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan angka kematian bayi Malaysia hampir 2 kali dibandingkan dengan Thailand dan 1.3 kali dibandingkan dengan Philipina (Depkes RI, Hak-Hak Indonesia Belum Terpenuhi, 2004, diakses 1 April 2006).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2003-2004, pada skala nasional juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi antara propinsi dengan variasi sangat besar yaitu Propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103 per 1.000 kelahiran hidup (tertinggi) dan propinsi D.I. Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran hidup (terendah) sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur di bawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahr rendah. Diperkirakan setiap tahunnya 400.000 bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (http://www. depkes RI, Hak-Hak Anak Indonesia Belum Terpenuhi , diakses 1 April 2006).
Data yang didapatkan dari profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2005 jumlah bayi lahir dengan BBLR sekitar 1.700 per 113.782 kelahiran hidup (1,49%) dan jumlah bayi lahir yang lahir mati diakibatkan oleh BBLR sekitar 741 per 114.523 kelahiran (0,65%).
Pada tahun 2005 di Makassar tercatat 135 BBLR per 112,082 bayi lahir hidup (98,65%) (Profil Kesehatan, 2005).
Dari bagian pencatatan dan pelaporan Puskesmas Bara-Baraya Makassar Tahun 2005 didapatkan 1.348 jumlah kelahiran hidup dari jumlah kelahiran ini didapatkan 74 bayi yang mengalami BBLR (0,05%).
Tingginya morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya tergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infant (Bayi Berat Lahir Rendah, BBLR) (Surasmi A. dkk, 2003, hal.23).

Berdasarkan kejadian BBLR yang masih tinggi, maka penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “V” Dengan Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Bara-Baraya Makassar.

Untuk mendapatkan artikel/KTI lengkap kami silahkan lihat/klik di FORMULIR PEMESANAN

Tidak ada komentar: