BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG
Penyakit TB paru
merupakan penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
dan merupakan penyakit
infeksi kronis menular yang
menjadi masalah kesehatan dan perhatian dunia. Diperkirakan sepertiga
penduduk dunia telah
terinfeksi oleh bakteri
ini sehingga merupakan salah satu
masalah dunia.
Laporan TBC dunia
oleh WHO tahun
2006, pernah menempatkan Indonesia sebagai penyumbang
terbesar nomor tiga
di dunia setelah
India dan Cina
dengan jumlah kasus baru
sekitar 539.000 jiwa
dengan jumlah 101.000
jiwa per tahun. Sedangkan pada tahun 2009 Indonesia
menduduki peringkat ke lima di dunia setelah India, Cina,
South Afrika dan
Nigeria dengan jumlah
prevalensi 285/100.000
penduduk, dan angka
kematian telah turun
menjadi 27/100.000 penduduk (Kemenkes, 2011
& Nizar, 2010).
Sepertiga dari jumlah
tersebut terdapat di
sekitar
Puskesmas,
pelayanan rumah sakit/klinik pemerintah dan swasta, praktik swasta dan sisanya belum terjangkau unit
pelayanan kesehatan (Depkes, 2010).
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa
defenisi dari TB Paru ?
2. Apa
penyebab terjadinya TB Paru ?
3. Bagaimana patofisiologi TB Paru ?
4. Bagaimana
epidemiologi TB Paru berdasarkan PPT ?
5. Bagaimana
penanganan TB Paru ?
C.TUJUAN
Tujuan
dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang
defenisi,penyebab,gejala,patofisiologi,epidemiologi dan cara penanganan TB Paru
yang terjadi di lingkungan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI
TB Paru adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis), Sebagain
besar kuman menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.(Dep
Kes,2003)
Tuberculosis (TB)
Merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan karena adanya
infeksi pulmonary oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.TB Dikategorikan
sebagai penyakit menular karna dapat menyebabkan kerusakan yang progresif pada
jaringan paru-paru atatau bahkan kematian jika penyakit ini tidak di obati.
B.ETIOLOGI
Penyakit TBC adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang
disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Bakteri Mikobakterium tuberkulosa dapat menular lewat percikan dahak yang keluar saat batuk,
bersin atau berbicara karena penularannya
melalui udara yang terhirup saat bernapas (Rachmawati, 2007).
Diperkirakan, satu orang
menderita TB paru
BTA positif yang tidak diobati akan menulari 10-15 orang
setiap tahunnya (Aditama, 2006).
C. GEJALA KLINIS
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala
umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran
secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit
untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1. Gejala sistemik/umum
a.
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu atau lebih
(dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala khusus
a. Bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar
getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara
nafas melemah yang disertai sesak.
- Jika ada cairan dirongga pleura (pembungkus
paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Gejala-gejala tersebut di
jumpai pula pada penyakit paru selain TB Paru,Oleh karena itu setiap orang yang
dating ke unit pelayanan kesehatan dengan gejala tersebut diatas ,harus di
anggap sebagai seoarng “suspek TB Paru” atau tersangka penderita TB Paru,dan
perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
D.PATOFISIOLOGI
Sumber penularan
TB Paru adalah penderita TB BTA positif,Pada waktu batuk/bersin,penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk dropler (percikan dahak).
1. Infeksi primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TB Paru .Droplet yang terhirup ukurannya sangat kecil ,sehingga dapat melewati
mukoliser bronkus,dan terus berjalan hingga sampai alveolus kemudian akan
menetap.Infeksi di mulai saat kumanTBParu berhasil berkembangbiak dengn cara
membelah diri di paru,yang mengakibatkan peradangan pada paru,dan ini di sebut
komplek primer.
Waktu terjadinya infeksi sampai
pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu,kelanjutan setelah infeksi
primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besranya respon daya
tahan(Imunitas seluler).Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat
menghentikan perkembangan kuman TB Paru.Meskipun demikian ada beberapa kuman
akan menetap sebagai kuman persisten atau dormant(tidur),kadang-kadang daya
tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman,akibatnya dalam
beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita TB Paru.Masa Inkubasi,yaitu waktu yang diperlukan
mulai terinfeksi sampai menjadi sakit diperkirakan sekitar 6 bulan .
2.
Infeksi pasca primer
TB paru pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau
tahun sesudah infeksi primer, misanya karena daya tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status gizi buruk,Ciri khas dari TB Paru pasca primer
adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau
efusipleura.Tanpa pengobatan setelah 5 tahun ,50 % dari penderita TB Paru akan
meninggal , 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi dan 25 %
sebagai kasus kronik yang tetap menular.
E. EPIDEMIOLOGI
1. Person / Orang
a.
Umur
TB Paru Menyerang siapa saja Tua,Muda baahkan anak-anak, Sebagian
besar penderita TB Paru di Negara berkembang berumur dibawah 50 tahun.Data WHO menunjukkan bahwa
kasus TB di Negara berkembang banyak terdapat pada umur produktif 15-29
tahun,Sejalan dengan penelitian Rizkiyani (2008) yang menunjukkan jumlah
penderita baru TB Paru positif 87,6% berasal dari usia produktif (15-54 tahun)
sedangkan 12,4 % terjadi pada usia lanjut (≤ 55 tahun).
b.
Jenis Kelamin
Penyakit TB Paru menyerang orang dewasa dan anak-anak,laki-laki
dan perempuan.TB Menyerang sebagian besar wanita pada usia produktif.Serupa
dengan WHO yang menunjukkan lebih dari 900 juta wanita di seluruh dunia
tertular oleh kuman TB dan satu juta di antaranya meninggal setiap tahun.
c.
Status Gizi
Status nutrisi merupakan salah satu factor yang menetukan fungsi
seluruh system tubuh termasuk system imun.Sistem kekebalan dibutuhkan manusia
untuk memproteksi tubuh terutama mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme .
Bila
daya tahan tubuh sedang rendah,kuman TB Mudah masuk ke dalam tubuh.kuman ini
akan berkumpul dalam paru-paru kemudian berkembang biak,Tapi orang yang
terinfeksi Kuman TB Paru belum tentu menderita TB paru,Tergantung daya tahan
tubuh.bila daya tahan tubuh kuat maka kuman akan terus tertidur di dalam tubuh
(dormant)dan tidak berkembang menjadi penyakt namun apabila daya tahan tubuh
lemah makan kuman TB akan berkembang menjadi penyakit.penyakit TB Lebih dominan
terjadi pada masyarakat yang status gizi rendah karna system imun yang lemah
sehingga memudahkan kuman TB Masuk dan berkembang biak.
d.
Tingkah Laku
Faktor perilaku juga
berpengaruh pada kesembuhan
dan bagaimana mencegah
untuk tidak terinfeksi dan tidak
menyebarkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dimulai dari perilaku
hidup sehat dengan
tidak meludah sembarangan,
menutup mulut
menggunakan sapu
tangan atau tissue
apabila batuk atau
bersin sebagai upaya pencegahan dini
penyakit TB paru.
Sebagaimana hasil penelitian
Putra (2011), mengatakan bahwa
perilaku mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian
penyakit
TB paru yang lebih banyak di derita oleh mereka yang tidak bisa berprilaku
sehat.
2.
Place / tempat
a.
Lingkungan
TB paru merupakan salah
satu penyakit berbasis lingkungan yang di tularkan melalui udara.Keadaan
berbagai lingkungan yang dapat mempengaruhi penyebaran TBC salah satunya adalah
lingkungan yang kumuh,kotor .Penderita TB Paru lebih banyak terdapat pada
masyarakat yang menetap pada lingkungan yang kumuh dan kotor.
b.
Kondisi Sosial Ekonomi
Sebagai Penderita TB
Paru adalah dari kalangan Miskin.Data WHO yang menyatakan bahwa angka kematian
akibat TB sebagai besar berada di Negara berkembang yang relative miskin
c.
Wilayah
resiko mendapatkan infeksi dan berkembangnya klinis penyakit TB
Paru bergantung pada keberadaan infeksi dalam masyarakat misalnya Imigran dari
daerah prevalensi tinggi TB, Ras yang beresiko tinggi dan kelompok etnis
minorias(misal Afrika,Amerika,Amerika Indian,Asli Alaska,Asia,Kepulauan Pasifik
dan Hispanik)
3.
Time / Waktu
Penyakit TB Paru dapat
menyerang siapa saja,dimana saja dan Kapan saja tanpa mengenal waktu,Apabila
Kuman telah masuk ke dalam tubuh maka pada saat itu kuman akan berkembang biak
dan berpotensi untuk terjadinya penyakit
TB Paru.
F. PENANGANAN
1.
Pencegahan
a. Mengurangi kontak dengan
penderita penyakit TB Paru aktif
b. Menjaga standar hidup
yang baik dengan makanan bergizi,limgkungan yang sehat dan rajin berolahraga
c. Pemberian Vaksin BCG
(Untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat ) Vaksin ini secara rutin diberikan
pada semua balita.
2.
Pengobatan
Pengobatan TB di berikan
dalam 2 tahap yaitu :
a. Tahap awal (intensif)
selama 2-3 bulan
Pada tahap intensif
pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat.Bila pengobatan tahap intensif tersebut
diberikan secara tepat ,biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam
kurun waktu 2 minggu.Sebagian besar pasien TB BTA Positif menjadi BTA negative
(konvensi).
b. Tahap Lanjutan selama
4-7 bulan
Pada tahap lanjutan
pasien mendapat jenis obat lebih sedikit yang diminum 3X seminggu,namun dalam
jangka waktu yang lama.Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister
sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Banyak kombinasi obat anti TB (OAT) yang biasa dipakai, demikian juga
masa pengobatannya Minimal 6 bulan.Kemasan OAT :
a. Obat tunggal,Obat
disajikan secara terpisah, masing-masing INH, Rifampisin,
PirazinamiddanEtambutol.
b. Obat kombinasi dosis
tetap (Fixed Dose Combination –FDC), Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari3
atau4 obat dalam satu tablet.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
TB
Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis), Sebagain besar kuman menyerang paru tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lain. Dengan gejala Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul,Penurunan nafsu makan dan berat badan,Batuk-batuk selama
lebih dari 3 minggu atau lebih (dapat disertai dengan darah).sesak dan keluhan
sakit dada.
Jika tidak di obati dengan segera penderita TB Paru akan meninggal
, atau akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi atau dengan kasus
kronik yang tetap menular.
B.
SARAN
Setelah membaca makalah
ini penulis menyarankan agar pembaca dapat memahami tentang gejala,penyebab
serta penularan penyakit TB Paru sehingga dapat mencegah terjadinya penularan
penyakit TB Paru serta dapat membantu memanimalisir jumlah penderita TB Paru di
Indonesi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ai
Yeyeh Rukiyah,Lia Yulianti,2010,Asuhan Kebidanan 4 (Patologi), CV.Trans Info
Media Jakarta .
Nugraheny,Esti.
2010. Asuhan Kebidanan Patologi,Pustaka Rihama,Yogyakarta.
Pedoman
Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia,
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2011
Pdf
Created With Pdffactory Pro Trial Version Www.Pdffactory.Com