Minggu, 07 April 2013

MAKALAH "TROMBOFLEBITIS"


TROMBOFLESBITIS
A.  DEFINISI
Tromboflebitis adalah peradangan vena yang terjadi dikaitkan dengan bekuan intervaskular atau trombus. (Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, 420).
Tromboflebitis adalah infeksi nifas oleh mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran di sepanjang vena dan cabang-cabangnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 264).
Tromboflebitis adalah inflamasi endotelium vaskuler dengan pembentukan bekuan pada dinding pembuluh darah. (Keperawatan ibu-bayi baru lahir)

B. KLASIFIKASI
Tomboflebitis dibagi menjadi 2
yaitu:
1.    Tromboflebitis Femoralis
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
2.    Tromboflebitis Pelvik
Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior.Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis.

C. ETIOLOGI
1.    Perluasan infeksi endometrium
2.    Mempunyai varises pada vena
3.    Obesitas
4.    Pernah mengalami tramboflebitis
5.    Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi litotomi untuk waktu yang lama
6.    Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.

D. TANDA DAN GEJALA
1.  Pelvio Tromboflebitis
a.  Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
b.  Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
1)  Mengigil berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan    interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
2)  Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
3)  Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan
4)  Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru
c.   Abses pada pelvis
d.  Gambaran darah
1)    Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
2)    Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
e.  Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sulit dicapai pada pemeriksaan dalam.
2.  Tromboflebitis femoralis
a.  Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b.  Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
1)  Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
2)  Bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas
3)  Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
4)  Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
5)  Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
6)  Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).

E.  FAKTOR PREDISPOSISI TROMBOFLEBITIS
1.    Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi tromboflebitis.
2.    Episode tromboflebitis sebelumnya
3.    Pembedahan obstetric
4.    Kelahiran
5.    Obesitas
6.    Imobilisasi
7.    Trauma vaskular
8.    Varises
9.    Multiparietas
10. Supresi laktasi dengan esterogen
11. Infeksi nifas

F.  PENATALAKSANAAN
1.  Pelvio Tromboflebitis
a.  Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik.
b.  Anjurkan penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
2.  Tromboflebitis Femoralis
a.  Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
b.  Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
c.   Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
d.  Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
e.  Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
f.    Berikan alat pemanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
g.  Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
8) Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
h.  Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
i.    Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.
j.    Beritahu klien bahwa perlu dilakukan rujukan untuk menentukan diagnosis pasti dan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.


DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002. Buku Acuan Nasioanl Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta : YBP – SP.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, obstetri Patologi. Jakarta : EGC.
Taber, Ben – Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar: