TROMBOFLESBITIS
A.
DEFINISI
Tromboflebitis
adalah peradangan vena yang terjadi dikaitkan dengan bekuan intervaskular atau
trombus. (Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, 420).
Tromboflebitis
adalah infeksi nifas oleh mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran di
sepanjang vena dan cabang-cabangnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 264).
Tromboflebitis
adalah inflamasi endotelium vaskuler dengan pembentukan bekuan pada dinding
pembuluh darah. (Keperawatan ibu-bayi baru lahir)
B.
KLASIFIKASI
Tomboflebitis dibagi menjadi 2 yaitu:
Tomboflebitis dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Tromboflebitis
Femoralis
Yaitu
suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal ini
disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan karena adanya
perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan
darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
2. Tromboflebitis
Pelvik
Mengenai
vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina
dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika
dektra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas
uterus. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis,
sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava
inferior.Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis.
C.
ETIOLOGI
1. Perluasan
infeksi endometrium
2. Mempunyai
varises pada vena
3. Obesitas
4. Pernah
mengalami tramboflebitis
5. Berusia
30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi litotomi untuk waktu
yang lama
6. Memiliki
insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
D.
TANDA DAN GEJALA
1. Pelvio
Tromboflebitis
a. Nyeri
yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul
pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau
tanpa panas.
b.
Penderita tampak sakit berat dengan gambaran
karakteristik sebagai berikut:
1)
Mengigil berulang kali, menggigil inisial
terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya
beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita
hampir tidak panas.
2)
Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC
menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris
seperti pada endometritis)
3)
Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan
4)
Cenderung terbentuk pus, yang menjalar
kemana-mana, terutama ke paru-paru
c.
Abses pada pelvis
d.
Gambaran darah
1)
Terdapat leukositosis (meskipun setelah
endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
2)
Untuk membuat kultur darah, darah diambil
pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat
karena bakterinya adalah anaerob.
e.
Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan
apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sulit
dicapai pada pemeriksaan dalam.
2.
Tromboflebitis femoralis
a.
Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris
selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang
disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b.
Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya
kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
1)
Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi
keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
2)
Bagian dari salah satu vena pada kaki terasa
tegang dan keras pada paha bagian atas
3)
Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
4)
Reflektorik akan terjadi spasmus arteria
sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi
menurun.
5)
Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau
sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih
sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari
bawah ke atas.
6)
Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau
dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan
positif).
E.
FAKTOR PREDISPOSISI TROMBOFLEBITIS
1.
Pertambahan usia, semakin tua maka semakin
beresiko terjadi tromboflebitis.
2.
Episode tromboflebitis sebelumnya
3.
Pembedahan obstetric
4.
Kelahiran
5.
Obesitas
6.
Imobilisasi
7.
Trauma vaskular
8.
Varises
9.
Multiparietas
10. Supresi
laktasi dengan esterogen
11. Infeksi
nifas
F. PENATALAKSANAAN
1.
Pelvio Tromboflebitis
a.
Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan
tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik.
b.
Anjurkan penderita tirah baring untuk
pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
2.
Tromboflebitis Femoralis
a.
Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan
sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan
pembekuan darah.
b.
Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi
litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan
alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
c.
Sediakan stocking pendukung kepada klien
pasca patrum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan
membantu mencegah kondisi stasis.
d.
Instruksikan kepada klien untuk memakai
stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk
mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
e.
Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian
kaki yang terkena.
f.
Berikan alat pemanas seperti lampu. Atau kompres
hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut
tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
g.
Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut
menekan kaki yang terkena.
8) Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
8) Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
h.
Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan
lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah
yang keluar dari jahitan episiotomi.
i.
Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan
selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk
memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.
j.
Beritahu klien bahwa perlu dilakukan rujukan
untuk menentukan diagnosis pasti dan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2002. Buku Acuan Nasioanl
Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta : YBP – SP.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta
: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, obstetri Patologi. Jakarta
: EGC.
Taber, Ben – Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar